Pelangi DI Matamu

Yang aku tahu,
Dia adalah Lelaki yang kuat, tidak mudah menyerah
Yang menghapus air mataku dan menciptakan senyumanku
Yang membuat hari-hariku lebih cerah dan berwarna

|| Ingat janjimu ! Ingat janji kita ||

~NR~

Thursday, 19 March 2015



PELANGI DIANTARA HUJAN


Kulangkahkan kakiku menyusuri derasnya guyuran air hujan. Air hujan dan air mataku ini saling berlomba lomba untuk meneteskan yang paling deras. Entah mana yang paling deras meneteskannya. Yaaa, hanya air matalah yang menunjukan perasaanku saat ini. Sungguh, hatiku sangat rapuh untuk saat ini. Wanita mana yang tidak rapuh hatinya jika mengetahui bahwa laki laki yang sangat ia sayangi malah menghianatinya? Nyesek banget! Sakitnya tuh disini. Di hati tepatnya :’(

Aku tak peduli lagi dengan tubuhku yang mulai kedinginan karena hujan hujanan ini. Rasanya aku sudah putus asa lagi. Entah apa yang kufikirkan sekarang. Hidup ku tak punya semangat lagi. Karena tunangan ku malah menikah dengan wanita lain. Dasar lelaki bajingan. Berhidung belang. Dulu, ia berjanji padaku bahwa hanya kepadakulah ia akan memberikan hidupnya. Tapi sekrang apa? Ia malah menikah dengan yang lain.

Sebenarnya hatiku masih tetap untukmu Raisa. Hanya untukmu... Tapi mau gimana lagi? Dinda sudah terlanjur hamil. Dan akulah yang menghamilinya. Maafin aku saa. Semoga kamu bisa dapetin cowok yang lebih dari aku. Aku emang gak pantas buatmu” Kata kata itulah yang selalu terngiang ngiang dalam pikiranku. Yaaa, itulah kata kata Rendy, tunanganku. Saat kutemui ia di acara Pernikahanya tadi pagi. Dan itu malah yang buat air mataku menetes sejadi jainya.

“Raisaa...” Ucap seseorang yang mendekatiku sambil membawakan sebuah payung. Aku tak menggubrisnya sama sekali
Derap langkahnya terdengar mendekatiku. Dan tubuhku terlindungi dari guyuran air hujan yang deras. Aku mendongak kearah atas. Ternyata seorang lelaki yang tak kukenal mebawa payung dan menengadahkan payungnya ke tubuhku. Ku tatapnya lekat lekat, karena aku fikir bahwa kita tak saling kenal. Tapi ternyata ia mengetahui namaku. Tapi bagaimana ia bisa tahu? Sepertinya kita belum pernah bertemu. Tapi tak tau juga lah.
“Kamu siapa?”Tanyaku pada lelaki berkulit putih, berwajah manis dan sepertinya ia sebaya denganku
“Aku fian. Kamu mengenalku  gak?”Jawabnya dengan sebuah pertanyaan lagi
“Aku gak kenal. Terus kamu kok kenal aku?” Tanyaku
“Ya iyalah, kita dulu satu sekolahan waktu SMA. Masa kamu gak mengenali aku sama sekali?”Tanyanya lagi
“Haa? Yang benar kamu? Kamu dulu kelas apa? Ucapku padanya
“IPA 2, padahal kelas kita selalu berdekatan loh. Masa kamu tetep gak kenal?” Sahutnya lagi
   Tapi sebenernya aku gak mengenalnya. Tapi kok katanya kita dulu satu sekolahan? Kelas kita malah selalu berdekatan?

~bersambung dulu gaes, nantikan kelnjutannya :D

No comments:

Post a Comment