Hai gae! AKu mau geshare sebuah cerita. Etah itu cerita nyata atau cuma fiktif doang.
^_^ HAPPY READING ^_^
Kehidupan Anarki
"Kamu harus jadi anak yang pintar, sukses, dan kalo bisa dikenal oleh banyak orang. Supaya bapakmu itu menyesal telah meninggalkan kita" Ucap Ibuku sambil menyisir rambut panjangku ini. Aku hanya tersenyum mendengarkan ucapan ibuku itu. Dalam hatiku berkata : "Aku janji akan menjadi anak yg bisa banggain ibuk"
###
Percakapan 4 tahun yang lalu kembali terngiang dalam telinga samarku. Yapp, saat ini aku berdiri dengan senyum penuh bahagia, didampingi oleh bapak guruku, kami dipotret-potret oleh media, Karena kami berhasil menjadi juara ke 2 tingkat provinsi dalam ajang lomba Cerdas Cermat. Para panitia pun menyalamiku memberikan ucapan selamat. Dalam hatiku tersenyum sambil berkata : "Terima kasih Tuhan. Buk, ini aku mulai nyicil jadi anak pintar, semoga ibuk bangga dengan hasilku ini".
Sesampai di rumah, aku disambut bahagia oleh ibuku, keningku dikecupnya beberapa kali, dan beliau berbisik di telingaku : "Aku bangga denganmu nak, makasih udah mengabulkan permintaan ibu". Aku mengangguk dengan menahan tangis haru. Lalu cepat cepat saja aku berlari di kamar. Yahh, kebiasaanku kalo sedih itu ya ngegalau di kamar, hehe. Membuka lemari dan mengambil album foto keluargaku, foto dimana semua insan tersenyum penuh bahagia, bak keluarga harmonis yang akan selalu abadi. Kutatap lekat lekat foto seorang pria, kupeluknya sambil berkata : "Aku rindu denganmu. Tapi aku cuma rindu aja, jangan berharap buat kembali lagi. Disini, aku, ibuk dan adek sudah bahagia tanpamu". Perkataan kejam itu yg selalu kulontarkan jika melihat foto itu. Foto sseorang pria, yang dulu penuh kasih sayang, dermawan, baik hati dan segala-galanya itu berubah menjadi manusia hewan. HAHA ! Bagaikan burung lupa sangkarnya !
Kutatap foto seorang gadis mungil ini yang berumur 5 tahun-an. Fikiranku melamun, dan saat ku tengok ke jendela, ada keributan terjadi, entah itu keributan apa, semua orang terlihat bersedih, pandanganku terfokus pada seorang wanita yang menggendong anak bayi, terlihat sekali seperti kesusahan dan kesedihan.
######
"cepet pulang mas, acaranya mau dimulai nih, keluarga udah ngumpul semua"Ucap wanita itu sambil menggendong anak bayinya yang baru berumur 3 bulan.
"Iya,satu jam lagi aku nyampek dirumah, disini macet"jawab seorang pria dari seberang sana, alias telepon. Dan tiba - tiba saja wanita itu menatap kecewa pada ponselnya yang terlihat bahwa sambungan telepon dengan seseorang itu terputus.
Orang orang disekeliling wanita itu tampak cemas.
"Digelar sekarang aja ya acaranya?" Ucap seorang nenek-nenek sambil mengelus-elus rambut wanita itu.
"Nunggu mas aja mbok"Jawab wanita itu
Kira-kira sudah satu jam, orang orang itu dilanda dengan ekpresi yang campur aduk, sedih, cemas, kawatir dan apalah itu. Akhirnya acara mereka dilangsungkan juga. Sepertinya mereka mengadakan acara keluarga, Oh, ternyata acara Telon-Telon(dalam bahasa jawa).
Setelah acara selesai, orang-orang yg disekeliling wanita itu tampak berbisik-bisik. "belum pulang toh?" "Eh, coba di telfon" "Apa ada lembur dadakan?"
Lagi lagi pandanganku terfokus pada seorang wanita baya tadi, Ia terlihat seperti orang yang menahan tangis. Lagi-lagi ia menatap kecewa pada ponsel yang sedari tadi dipegangnya itu.
Wanita itu langsung menggendong si gadis mungil seperti yang di foto albumku ini
"bapak kapan pulang buk?"Tanya gadis itu
"bentar lagi nak"Jawab wanita itu sambil mengelus-elus si gadis
"Aku laper buk, katanya bapak mau ngebeliin aku ayam yang biasa kita beli di surabaya?"rengek gadis itu
"Makan ayam masakan ibuk aja ya, sama-sama enaknya kok" Jawab wanita itu
"Gamau, maunya ayam yg itu"Ucap gadis itu dengan manjanya
"Ayo sini ibuk suapin"Ucap wanita itu menawarkan pada anaknya
"GAMAU!" Bentak gadis itu dan tiba tiba saja berlari ke jalanan. Wanita itu tambah terlihat sedih sekali
batinku berkata : "Anak itu kok rese banget sih, Padahal kesusahan masih aja kayak gitu.". terlihat sih, kalo gadis itu penuh kasih sayang oleh orang tuanya, bahkan kasih sayangnya melewati batas, itu kalo meurut pandanganku.
Suara tangis tiba-tiba terdengar dari gadis itu. Seorang kakek langsung berjalan menyusul si gadis itu.
"Ayo nak masuk, makan sana loh" Ucap kakek itu
"Gamau kek, aku maunya nungguin bapak disini. Bapak kapan pulangnya kek?"Ucap gadis itu dengan tersedu sedu dalam tanginya
"Bapakmu bentar lgi pulang loh, Dia pasti akan marah kalo kamu masih dijalanan kaya gini. ga jadi dibeliin ayam loh malahan"Jawab kakek itu dengan sabarnya
"Gitu ya kek? tapi kok lama banget?"Tanya gadis itu lagi
"Terjebak macet nak"Jawab kakek, dan langsung saja kakek itu menggendong si gadis yang terlihat lelah sekali.
Akupun tertidur dalam kamarku.
Keesokan harinya kutatap di jendela, gadis itu sudah berada di depan rumahnya, seperti menunggu kedatangan seseorang. Terlihat wajah gadis itu memerah seperti menahan tangis. Dalam benak ku berkata : "Kasihan sekali sih si gadis malang itu. Dasar bejat deh orang yang ditunggu-tungguinnya. Dari kemaren kok belum pulang. Atau mungkin orang yang ditunggu-tunggu itu gak pulang lagi?"
Ibu tiba tiba meneriakiku menyuruhku untuk bangun dan berangkat sekolah. Saking tergesa-gesanya, foto album yang kupeluk semalaman pun terjatuh, dan tanpa sengaja halaman foto keluarga kami terbuka. Kuambil foto itu. Ah, foto barengnya aja udah rusak kok, udah gak kelihatan lagi senyum dari keluargaku. Tapi aku masih mengenali wajah-wajah yang ada di foto itu. Seorang pria dengan kemeja kotaknya itu adalah..... Bapak ku yang... dan wanita berpakaian kemeja putih itu adalah Ibuk ku. Dan seorang gadis dengan gaun imutnya itu, adalah, ya gadis kemaren sore yang kulihat dari jendela kamarku. yang tak lain adalah aku sendiri. Kejadian yang kemaren aku lihat dari jendela kamarku itu ya kisahku sendiri. Kejadian 8 tahunan yang lalu. Saat aku masih berumur 5 tahun, adek ku yang berumur 3 bulan, Ibuku dan.... bapak ku yang dulu sangat menyayangiku itu ga pernah pulang. Ga pulang gara-gara meninggal dunia itu ya masih mending ya, la ini? Ga pulang gara - gara terkena pengaruh dari pergaulannya dan nikung.
~bersambung~
Ditunggu lagi ya kelanjutan ceritanya.....
No comments:
Post a Comment