Salam salam ya gaes !
Ini nih, aku cuma mau ngeshare aja
Cerpen asli buatanku sendiri nih
Pas dulu tapi, waktu kelas VIII nih
Makanya bahasanya ga karu-karuan, hehhee
Yaudahh, capcus dibaca ya gaes !!!
^_^ Happy READING ^_^ ....
KAMULAH BULANKU
Aku masih bingung
harus jawab apa saat seorang lelaki yang berdiri tepat di depanku bertanya
seperti ini “kenapa sih kamu menunggu sesuatu yang tidak pasti? Padahal sesuatu
yang sudah pasti jelas ada di depanmu?”. Aku terdiam saat itu. Aku bingung
harus ku jawab apa? Karena aku sendiri juga bingung kenapa aku melakukan hal
itu. Pikiranku melayang kepada seseorang yang tidak pasti tapi selalu
kunantikan itu. Namanya Dimas. Entah tak tau kenapa aku malah terus menunggunya
datang kembali kepadaku seperti yang ia lakukan beberapa bulan yang lalu dengan
memberikan suatu harapan kepadaku yang entah itu harapan pasti atau hanya
sekedar harapan palsu. Tapi yang pasti aku tetap percaya bahwa harapan, janji
dan semua ucapannya itu akan ia penuhi.
“Hey, malah nglamun sih?”Ucapan itu yang membuyarkan
lamunanku itu. Yahh, ia adalah lelaki yang dengan pasti menyayangiku, selalu
ada disampingku. Namaya reza. Barusan saja ia menyatakan cintanya dan
menginginkanku untuk menjadi kekasihnya. Tapi hatiku gak bisa kubohongi. Aku
gak suka ia, aku menyukai dimas. Reza juga tahu bahwa aku menyukai dimas, tapi
ia berusaha membuatku move on dari dimas dan bisa bersamanya. Tapi aku tetap
gak bisa! Hatiku sudah dipilih untuk diberikan kepada Dimas. Yaaa, emang sih
dimas seperti PHP (Pemberi Harapan Palsu).
“Huft, karena hatiku
sudah nyaman untuk kuberikan padanya. Yaaa, terserah kamu mau ngatain aku cewek
bodoh atau apa gitu yang masih aja percaya dengan Harapan harapan palsu. Tapi
aku yakin, ini tuh gak sekedar harapan palsu. Ini tuh nyata. Hanya saja waktu
yang belum tepat” Jawabku yang denagan begitu saja kuperlontarkan. Entah
darimana aku bisa berfikir seperti itu
“Clara... aku udah berusaha memberikan yang terbaik
untukumu. Aku rela untuk tinggal disini karena aku memilih untuk bersamamu”Jawabnya
kepadaku dengan meyakinkanku
“Hati itu tidak memilih za. Tapi dipilih. Semua gak akan
berjalan dengan lancar hanya karena kamu memilih. Semua hal yang kamu lakukan
menjadi terlihat tidak ikhlas karena kamu memilihnya.”Jawabku
“Apa kamu kira aku ini tidak ikhlas melakukan semua
ini?”tanyanya yang membuatku tersontak. Apakah perkataanku tadi sudah melukai
hatinya???
“Zaa... dengerin aku dulu. Aku udah berusaha untuk menerimamu
di hatiku. Tapi hatiku tetap menolak. Jadi aku mohon, mengertilah zaaa.”Ucapku
dengan perlahan air mataku menetes.
“Iya clara... aku berusaha mengerti kamu. Maafin aku ya yg
terlalu memaksamu” Ucapnya dengan penuh sesal. Aku hanya tersenyum.
Tiba tiba saja hujan
mengguyur dengan derasnya. Aku menjadi teringat kata kata seorang lelaki, yaitu
Dimas.
#FLASHBACK ON
“Dimas, aku mau pulang dulu.” Pamitku padanya
“Hey, ini kan hujan! Dasar cewek bodoh. Tapi aku juga gak
tahu kenapa aku menyayangi cewek bodoh sepertimu”Jawabnya sambil mengelus elus
rambutku.
“Hihhh, biarin aku bodoh :P”Jawabku
“Aku gak akan membiarkanmu kehujanan clara.... aku akan
dengn setia menjadi payungmu di kala hujan datang” Ucapnya sambil tertawa
“Gombal!”Jawabku
Iapun menarik
tanganku untuk berada disampingnya. Ia buka jaket yang ia gunakannya itu untuk
dijadikan payung, dan kami pun berlari bersama.
#FLASHBACK OFF
Aku menatap air
hujan itu di terasan Kafe. Dimas payah! Kamu bohong! Katamu kamu akan selalu
menjadi payungku di setiap hujan. Tapi apa nyatanya?? Kamu Cuma bohong! Gara
gara kamu, hatiku udah tak bisa kuberikan kepada hati yang lain. Dan dimana
kamu sekarang??? Bahkan kamu tak menghbungiku sama sekali. Aku menjadi ragu
bahwa semua harapan yang kamu berikan itu akan terwujud. Tak terasa air mataku
menetes dengan derasnya seperti air hujan itu. Dan aku terpaku saat ada sebuah
payung yang tiba tiba melindungi tubuhku dari hujan itu. Aku tersenyum, aku
kira bahwa Dimas akan memenuhi janjinya. Tapi dugaanku salah, ternyata itu
adalah seorang anak laki laki yang berprofesi menjadi ojekpayung. Hahhh, yang
benar saja bahwa dimas akan memenuhi janjinya. Ia Cuma gombal! Bohong!PHP! tapi
aku juga gak tahu kenapa aku percaya padanya. Aku juga gak tahu kenapa aku
masih saja menyayanginya???
Saat kusampai
didepan rumahku. Ada sebuah bingkisan yang terbungkus kado bersampul biru dari
kakak ku. Yaaaa, biru?? Warna kesukaaanku. Dan apa ini isinya?? Aku semakin
penasaran! Setelah kubuka ternyata isinya buku catatan yang imut ini. Buku ini
kembali mengingatkanku pada sesosok Dimas yang pernah memberikan buku yang
serupa inikepadaku. “Kamu kan suka buat tulisan tulisan kan?? Nah,, mulai
sekarang kamu tulis aja disini. Biar sewaktu waktu aku bisa baca. Hehe” itulah
ucapannya saat memberikan buku itu. Dunia ini terasa sempit banget sih?? Kenapa
semua hal selalu mengingatkanku pada sesosok Dimas?? Kenapa?? Mana mungkin aku
bisa move on kalau seperti ini??. Aku menjadi teringat dengan ucapannya yang
mengajakku untuk berbicara 4 mata. Apa coba yang terpintas pada pikiranku saat
itu?? Aku kira bahwa Dimas akan menyatakan cintanya. Tapi semua dugaanku itu
salah. Ia malah mengajakku melakukan hal hal konyol, sangat kekanak kanakan.
Kamu tahu kan rasanya?? Aku kecewa baget saat itu. Tapi ya mau gimana lagi??
Lagilagi kenangan itu hanya membuatku menangis. Ya Tuhann... aku semakin ragu
dengannya. Rasanya aku udah gak percaya dengannya. Tapi hatiku masih tetap saja
percaya. Hihhhhh,,, aku muak dengan semuanya.
@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
Aku menatap kalender
yg tergantung di kamarku. Yahhhh,, besok lusa Dimas ulang tahun. Ingin sekali
ku memberikan ia kejutan. Tapi ia tak berada di sini ia pergi entah kemana. Ia
tak memberi ku kabar, tiba tiba menghilang begitu saja seperti di telan bumi.
Dan aku teringat kenanganku dengannya saat ulang tahunnya setahun yang lalu.
“Jadilah bulan yang selalu ada disamping bumi setiap hari. Jadilah
bulan yg tak pernah berpaling dari bumi. Jadilah bulan yg terlihat bersinar
meski ia tak mampu menghasilkan cahaya sendiri”Ucapku padanya.
Tetapi, malam ini bulan bersembunyi di balik mendung. Ia tak menampakkan wajah
berserinya kepada bumi. Seperti kamu Dimas!!! Yang tak menampakkan keberadaanmu
kepadaku.
Aku penasaran dengan keadaannya. Akhirnya kuputuskan untuk
mengirim SMS kepadanya.
To:Dimas
Askum dimas. Gimana kabar?
Hatiku kaget dan terasa gembira. J Karena Dimas membalas smsku.
Aku senang sekali rasanya
From:Dimas
Waskum Clara. Kabarku baik ja. Kamu?
Dan akhirnya kami melanjutkan SMSan kami, rasa muak, dan
raguku kepada Dimas tiba tiba hilang oleh sms dia yg seperti ini
From:Dimas
Aku kangen Cuma sama kamu sayang :*
Gak ada yg lain, Cuma kamu doang. Tunggu aku yaaa
Rasanya tubuhku ngFly. Aku seneng banget. Entah kenapa aku
ini mudah sekali percaya dengan rayuan rayuannya. Dan ia berkata kepadaku untuk
menunggunya di Taman Kota jam 7 malam minggu depan. Ia berjanji kepadaku bahwa
hari itu ia akan pulang dan menjelaskan semuanya kepadaku tentang masalah apa
yang terjadi hingga ia tak sempat menghubungiku lagi.
Kini ku intip
langit yang sebelumnya gelap gulita itu sedikit disinari oleh sang rembulan.
Meski rembulan itu hanya terlihat setengah. Tapi aku yakin, pada malam nanti
rembulan akan menampakkan wajah berserinya secara utuh kepada bumi dan ia akan
terlihat sangat bersinar benderang J
@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
Tepat jam 7 aku berdandan semaksimal mungkin agar aku
terlihat cantik di mata Dimas. Aku menantinya dengan hati yang senang di Taman
Kota itu. Kutatap kearah langit. Ternyata sang rembulan terlihat sangat
bersinar pada malam ini. Aku harap aku juga ikut bahagia di malam ini. Kulihat
jam tangan yg kupakai ini. Sudah menunjukkan jam 8. Tapi dimana Dimas??? Kok
dia belum kesini juga???? Ohhh!!! Mungkin jalannya macet ya. Secara, kan
Jakarta rawan banget dengan kemacetan, hehehe. Aku berusaha untuk sabar
menantinya.Dan kutatap jam lagi, sudah menunjukkan jam 9. Tapi Dimas dimana??
Sampai jam 10 malam Dimas tak kunjung muncul. Aku sudah muak untuk menunggunya.
Sang Bulan yang tadinya terlihat sangat bersinar itupun kini menghilang tertutup
mendung. Sama dengan kamu dimas!!! Kini kamu juga menghilang lagi tanpa
memberiku kabar. Dan tega membiarkanku sendiri karenamu?? Kamu adalah cowok
paling jahat yg pernah ku kenal! Kamu bohong! Kamu penipu! Kamu udah patahin
sayap sayap cintaku sehingga ku tak dapat terbang ke hati lain! Ini semua gara
gara kamu! Aku masih terpaku di bangku taman Kota. Aku masih gak nyangka bahwa
Dimas tega seperti itu. Kenangan kenangan indah kita berdua kembali terngiang
di pikiranku. Saat saat kamu perhatian denganku, saat kamu patuh saat kusuruh,
saat kamu menghiburku di saat aku sedih, saat kamu memotivasiku, saat saat kamu
selalu terbayang dan terkenang di hatiku. Tiba tiba saja hujan pun mengguyur
tubuhku, tapi ada sebuah payung yang melindungi tubuhku dari air hujan. Sebuah
senyumpun terlontar dipipiku. Aku yakin bahwa Dimas memenuhi janjinya, dan
kumenyebut namanya “Dimas!”
Ternyata, hancur sudah harapanku. Dimas Cuma PHP in aku. Ia
tak pernah tepati janjinya. Reza, lelaki yg dengan tulusnya menyayangi aku
itulah yang membawakanku sebuah payung. Bayangan bayangan kelam Dimas
menghampiri pikiranku. Bayangan buruknyalah yg hinggap dalam pikiranku saat
ini. Bagaimana bisa aku tak memperdulikan lelaki ini, lelaki yg dengan tulusnya
tetap menyayangi aku, meski ia tau bahwa aku tak pernah menyayanginya. Dan aku
malah berharap kepada lelaki yg menghancurkan sayap sayap hatiku! Lelaki
penipu! Lelaki penghianat! Pembohong seperti kamu Dimas!! Entah darimana
asalnya ini, hatiku sudah mulai ragu dimas.
“Aku reza ra, bukan Dimas”Ucapnya dengan nada yg lembut. Yg
membuatku tak mampu untuk kudengarkan
“Maaf za. Aku kira kamu itu Dimas. Maaf aku za”Ucapku dengan
penuh sesal.
“Aku bodoh banget ya ra. Jelas jelas kamu gak suka sama aku,
tapi entah kenapa aku tetap saja menyayangimu” Ucapnya sambil mengajakku
berteduh
“Reza, aku yg bodoh. Bukan kamu. Aku bodoh udah nyianyian
cowok yg tulus syang aku. Maafin aku za”Jawabku kepadanya. Entah kenapa aku
merasa bersalah kepadanya. Aku bodoh! Aku bodoh! Aku tak bisa terbang ke hati
lain karena sayapku sudah patah. Dan ini semua gara gara kamu Dimas!
“Kamu gk salah ra. Aku yg terlalu berharap kamu. Aku yg
terlalu maksa kamu. Beruntung ya Dimas, bisa menang in hati cewek seperti kamu.
Ra... apa kamu tetap gak mau bukain pintu hatimu untukku?” Tanyanya yg
membuatku semakin bingung untuk ku jawab apa. Ada dua hal yg buatku bimbang.
Pertama, aku emang gak suka dgn Reza, rasanya bakal sakit kan kalau aku maksain
hatiku untuk bersamanya, sedangkan hatiku tetap untukDimas. Yang kedua, Reza
itu sangat baik buatku, ia menyayangiku dengan tulus, sedangkan Dimas hanya PHP
in aku aja. Haduhhh, kutukan apa sih yang kuterima ini? Hingga aku terbelit
dengan urusan percintaan ini.
“Ya, aku mau untuk belajar menerimamu dihatiku.... tapi ini
emang sulit untuk kujalani. Jadi ngertiin aku ya za, bantu aku juga”Ucapku
lirih. Aku gak tau keputusanku ini benar apa salah, aku Cuma kasihan dengan
Reza yg terlalu menyayangiku dengan tulus. Siapa tau juga dgn keputusanku ini
aku bisa move on dari Dimas, cowok PHP itu.
“Ha?Bener nih ra?? Aku gk salah denger?”Ucapnya dengan
begitu riang
“Iya Reza Saputra”Jawabku dengan senyum yg kupaksakan agar
Reza bahagia. Maafin aku bulan, bahwa bumi berpaling darimuuu...
@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
Hari hariku kini
telah dihiasi oleh sesosok Reza yg sangat baik denganku. Yaaa, emang gk bisa
kupungkiri bahwa hati ini tetap sepenuhnya untuk Dimas. Kamu tau gak rasanya
memaksakan perasaan?? Rasanya sakit banget! Kita harus memaksakan perasaan kita
kepada seorang yg tak pernah kita sukai. Hahhhh, semoga ini yg terbaik. Untuk
sejauh ini hubungan kita belum diiringi pertengkaran apapun, masih berjalan
mulus hingga bulan ketiga, karena Reza yg terlalu mengalah pada hubungan kami
ini. Sebenernya gak seru sih pacaran dgn metode sepert ini. Hanya berjalan
secara flat aja, tanpa ada masalah atau rintangan apa gitu. Pacaran tanpa
percek cokan kecil itu ibarat sayur tanpa garam, yg gak ada rasanya. Sama yg
kurasakan saat ini. Untuk sejauh ini hubungan kita belum diiringi pertengkaran
apapun, masih berjalan mulus hingga bulan ketiga, karena Reza yg terlalu
mengalah pada hubungan kami ini. Sebenernya gak seru sih pacaran dgn metode
sepert ini. Hanya berjalan secara flat aja, tanpa ada masalah atau rintangan
apa gitu. Pacaran tanpa percek cokan kecil itu ibarat sayur tanpa garam, yg gak
ada rasanya. Sama yg kurasakan saat ini.
Hingga saat
hunbungan kami memasuki bulan kelima. Dan Reza mengajakku ke rumahnya untuk
dikenalkan kepada orang tuanya. Aku gak nyangka bahwa Reza seserius ini
denganku? Padahal aku gak siap dengan semua ini. Karena hatiku tetaplah sama
isinya, yakni hanya untuk Dimas seorang.
Hanya perasaan penyeselan yg kurasa saat ini. Kenapa aku
dulu memberikan harapan kepada Reza? Dan
reza pun menanggapinya dgn serius?? Ya Tuhannn... ribet banget sih! Sesosok
Dimas tiba tiba terbayang dalam benakku. Masa masa indah dulu lah yg kembali
terputar dalam rekaman memory hatiku. Sudah lama ku tak bertemu, dan sekarang
kumerindukannya.
Lamunanku tentang bayang bayang Dimaspun terbubarkan dengan
ucapan Reza yg mengagetkanku. Tanpa kusadari, lidahku langsung mengucapkan
“Maafin aku Dimas, aku tetap sayang kamu”. Dan, astaga? Bodoh sekali aku? Ini
kan acara perkenalanku kepada orang tua reza. Ya Tuhannn... duh, malu banget
rasanya. Orang orang sekitarpun mentapku dengan tajam, di sorotan mata mereka
sangat bertanya tanya mengapa aku bicara seperti itu. Reza langsung menarik
lenganku dengan kencang. Ia membawaku ke ruangan yang sepi, tak ada orang
disana.
“Duh reza, jangan kenceng kenceng dong! Sakit tauk”Omelanku
padanya, sungguh aku paling gak suka jika ada seorang yang kasar denganku
“Ra... kamu tuh ya! Arrrgghhh, kamu tuh begok tau gak sih.
Mau kamu apalagi sih?”ucapnya dengan nada yg kencang. Jelas saja aku tersontak
saat itu. Aku gak nyangka bahwa Reza yg kukenal cowok lembut, penyabar ini bisa
berlaku kasar kepadaku.
“Za.... kamu kasar banget sih”Ucapku dengan gemetar, jujur
saja, aku takut saat ini
“Ini kan yg kamu mau? Aku udah baik baik sama kamu, tapi
kamunya tetep aja kayak gini. Aku udah muak sama kamu ra, Selama 5 bulan
hubungan kita, akulah yg paling banyak berkorban ra. Aku! Dan kamu gak ngertiin
itu semua. Kamu tetep aja ngarepin Dimas dimas itu. Kamu tuh emang egois, gak
mau ngerti aku! Gak mau pahami posisi aku” ucapnya yang jelas saja memancing
emosiku
“Aku kira kamu bener bener tulus Za! Ternyata aku salah. Aku
bodoh yg mau aja kasih kamu kesempatan. Aku dulu udah bilang kan? Tolong
ngertiin aku! Ini sulit tuk ku jalani. Hihh,, kamu tuh ya. Aku udah bilang kalo
aku gak siap dgn semua ini. Tapi kamu maksa aja. Kamu gak tau sih
perasaanku”Jawabku
“Kamu tuh yg gak peka. Susah tau njalani hubungan sama
kamu”Ucapnya dgn begitu kasar
“Kalo susah ya gk usah dijalani donk! Dari awal aku tau dari
kata katamu kalo kamu tuh emang gak iklas sayang sama aku.”Ucapku begitu aja
“Nyesel aku pernah sayang sama kamu”Cacinya yg sontak
membuatku marah sekali
“Yaudah kalo kamu nyesel! Aku udah gak bisa nglanjutin
hubungan ini”jawabku dengan nada yg tinggi juga
“Oke! Sana.. kejar sana cowok impian loo. Dimas! Cowok yg
jelas jelas PHP aja masih diharapin”jawabnya, aku paling gak suka jika dalam
masalahku sendiri, dan nama Dimas yg diikut ikutin, Dimas kan gak ngerti apa
apa. Kenapa mesti di sangkut pautin coba???
“Gak usah bawa bawa Dimas dong! Ia gak salah apa apa dlm
hubungan kita. Emang aku yg gak pernah suka sama kamu. Dan aku yakin bahwa
Dimas akan nepatin janjinya”Sahutku begitu saja, sumpah gak nyangka banget kalo
Reza bisa sampai seperti itu. Aku langsung saja meninggalkannya, Sakit ati
banget aku dengan kata katanya
Dan sekarang aku
mengerti alasan apa saat diberikan pertanyaan begini “Kenapa kamu menunggu
suatu hal yg tidak pasti? Padahal hal yg pasti sudah ada di depan kamu?”.
Karena aku sudah terlalu nyaman dengan sesuatu hal yg tidak pasti tersebut.
Meski hal yg pasti itu telah ada di depanku, tapi kalau aku gak nyaman mau
gimana lagi? Sesuatu yang terlihat baik, terlihat pasti, belum tentu selamanya
baik untuk kita. Mungkin awalnya masih terlihat baik, tapi gak tau akhirnya
kan?? Yaaaaa, yg paling penting adalah jangan pernah bohongin hati dan
perasaanmu J.
Aku yakin, Dimas akan menepati janjinya, mungkin sekarang ini masih belum
waktunya. Kalau emag jodoh pasti kan bertemu lagi. Iya kan??
@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
Pagi pagi sekali
aku sudah dikagetkan dengan teriakan seorang lelaki. Taukah kamu siapakah dia??
Tukang pengantar Koran! Emang suka banget ganggu aku tuh orang. Belum sempat
aku masuk ke rumah lagi, pak Pos pun datang mengantarkan surat. Dan setelah aku
buka, betapa bahagianya aku! Surat dari siapa??? Yang pasti bukan dari Dimas
lah, kalau dari Dimas aku kurang seheboh ini. Yaaaaa, ini adalah surat dari
sebuah perusahaan yang aku lamarin pekerjaan. Dan aku sudah resmi menjadi
karyawan disana. Akupun buru buru melangkahkan kakiku kesana, yang pastinya aku
persiapan dulu dong, hahahaha.
Saat kusampai
disana, aku bertemu dengan lelaki brengsek itu. Reza, ya Reza orangnya, Tapi kenapa
ia disini? Sepertinya ia mengantarkan seorang wanita disana? Tapi siapa ya? Aug
ahh, gk mau ngurus dia. Ketika kuberjalan didepannya, tiba tiba ia menarik
lenganku dengan kencang. Duhhh, kenapa lagi sih nih orang? Jangan bilang kalo
ia mau caci maki aku didepan orang banyak! Dasar brengsek! Cuma omong doang!
“Kenapa sih narik narik segala!” celotehku padanya
“Clara... kamu jangan marah gini dong, maafin aku. Ini semua
bisa dijelasin kok, mama ku lah yang telah menjodohkanku dengan wanita itu.
Jujur aja aku gak punya perasaan apa apa sama dia.Please ya jangan
marah”Jelasnya yg justru membuatku tertawa, jelas saja. Terlalu PD banget sih
tuh orang, dikiranya aku cemburu hanya gara gara ia mengantarkan seorang wanita
yg telah dijodohkan oleh orang tuanya. Sorry banget lah. Sumpah, aku langsung
tertawa lepas di depannya
“Hahaha.... Reza... Reza... siapa juga sih yg cemburu sama
situ? PD banget sih, Dengerin ya,, aku tuh gak pernah cemburu meski kamu
bersama cewek lain. Yang penting kamu bahgia gitu aja kok. Okey” Ucapku dengan
menepuk nepuk bahunya
“Benerin nih kamu gak cemburu? Yakin?”Tanya nya lagi
“iyalah... yaudah, aku masuk dulu, buru buru nihh” ucapku
padanya. Gila banget sih tuh orang! Aku gak nyangka kalo Reza tuh seOOn ini,
rasanya gak bisa aku tahan lagi nih tawaku hanya gara gara mendengar
katakatanya tadi
Kakiku tak ragu
lagi untukmelangkah ke sebuah ruangan. Yaaa, itu adalah ruang Direktur Utama.
Di surat tadi sih dijelasin kalo aku harus kesana untuk mengurus jabatanku. Dan
saat kubuka pintu itu,, perasaan marah, bahagia, nyesek, kaget, gak nyangka,
terharu bercampur menjadi satu saat itu. Yaaa, aku melihat sesosok Dimas berada
di ruangan itu. Mengapa ia disana??? Pertanyaan itu yg terbayang bayang dalam
jiwa. Ya Tuhann.... aku benar kan? Suatu saat nanti pasti aku dipertemukan
dengannya, dan saat inilah waktunya. Terima kasih Tuhannn
“Dimas!” Pekikku
“Clara!”Pekiknya
“Kenapa kamu disini?” Tanyaku yg kulontarkan begitu saja
“Aku kerja disinilah... kamu sendiri?”tanya baliknya. Apa?
Dia bekerja disini ternyata? Takdir memang menyatukan kita Dimas! Tapi kenapa
ia di ruangan Direktur Utama? Jangan bilang kalo ia lah Direktur Utama disini??
Gak nyangka banget! Cowok PHP, Penipu, Khianat itu menjadi Direktur disini
“Aku baru aja diterima disini....Dan kamu jadi Direktur
Utamanya disini?” ucapku yang sontak menggelar tawa kita berdua. Rasanya seneng
banget hari ini
“Ya beginilah... Sedari tadi hatiku deg deg an tauk ketika
membaca bahwa nama Margaretha Clara diterima disini sebagai asistenku. Aku
berharap orangnya jangan kamu. Eh, ternyata takdir berkata lain” Ucapnya
“Kok malah doanya jangan aku sih orangnya? Emangnya
kenapa?”Tanyaku padanya
“Kalo kamu orangnya, aku jadi gak bisa konsen. Tiap harinya
adanya ya Cuma nervous ada di dekatmu”Ucapnya dengan senyum yg merekah di
bibir. STOP! Jangan berkata kata manis lagi Dimas! Aku udah berusaha tuk lupain
itu semua! Kata katamu emang terdengar manis di telinga, Tapi rasanya pait
banget di hatiku. Jadi kumohon berhenti mengucapkan kata kata manis lagi kalo ujung
ujungnya Cuma nyakitin aku. Memang sih,, hatiku tak bisa dipungkiri lagi bahwa
aku sangat bahagia saat ia berkata kata seperti itu. Tapi, ketika aku teringat
bahwa kamu Cuma Penipi! Penghianat! Pembual! Jahat! Aku semakin ragu meski kau
berkata kata manis seperti itu
“Kamu tuh gk bisa ya kalo ketemu aku gak gombal gitu”Sahutku
begitu saja
“Emang kenapa ra? Aku salah ya?”Tanyanya
“Jelas kamu salah lah. Kamu udah bohongin aku, Kamu pergi
menghilang begitu aja tanpa pamit dan ninggalin harapan harapan manis yang
ternyata itu Cuma palsu. Kamu gk nepatin janji kamu saat kamu minta ketemuan di
Taman Kota. Kamu jahat Dimas”Jelasku padanya dengan air mata yg gk bisa ku
tahan lagi
“Ra... maafin aku ra. Aku tahu aku salah. Tapi aku gk maksud
seperti itu. Aku ada alasan kenapa aku nglakuin hal itu ra. Kumohon.... jangan
nangis”Ucapnya mengusap air mataku. Tapi tangannya aku kibaskan. Aku gakmau
kenangan yg dulu terulang lagi. Aku gk mau. Karena rasanya sakit banget ini
“Apa alasannya? Karena kamu Cuma maubikin aku sakit hati aja
gitu?”Tanyaku
“Clara.... please ya, dengerin aku dulu. Aku bisa jelasin
ini semua. Aku tau aku emang salah. Aku tau itu”Jawabnya
“Aku udah gk sanggup mas..”Ucapku pergi meninggalkannya
“Aku pengen kita ketemuan di Taman Kota itu lagi” Teriaknya
yan masih kudengar itu
“Gak mau! Aku gk mau nyianyiain waktuku hanya menunggu
sesuatu yg gk pasti”Jawabku. Dan tiba tiba saja tangan ku ditarik oleh tangan
lembut seseorang. Yaaaa, aku masih hafal tangan lembut siapakah ini, yang pasti
Dimas. Hmmm, pada dasarnya aku tetap gak bisa ya ngelupainnya. Dan kini ia
berada di depanku, mendekam bahuku, dan menatapku dengan tatapan lembut seprti
biasa yg ia lakukan dulu. Hey hey hey! Ada apa ini? Kenapa jantungku tiba tiba
bedegup kencang? Aduhh... Kumohon jangan seperti ini. Aku takut kalo Dimas
sampai mendengar degupan jantungku ini
“Jantungmu berdegup kencang banget sih? Samapi kedengeran
dari sini”Ucapnya sambil tersenyum. Tuh kan apa yg aku bilang! Duhhh.. malu
banget nih rasanya.
“Apaan sih kamu tuh. Udah deh lepasin,” Ucapku berusaha
menetralisir rasa malu ku ini. Ia pun melepaskan dekapannya. Dan akupun sedikit
mengambil jarak denganya.
“Aku tahu... dalam banget luka yg kugoreskan di
hatimu”Ucapnya penuh sesal, dan perlahan ia berjalan menuju ruangannya. Aku gak
tahu harus gimana lagi? Apakah ini akhir dari harapan yang kunanti natikan ini?
Air mataku jelas saja tak bisa kutahan lagi, dan apa apan ini? Kenapa tiba tiba
hujan? Payah! Tak akan adalagi sebuah payung untukku. Hahhhh,, Aku muak dengan
semuanya. Dan aku masih terdiam di antara jatuhan jatuhan air hujan ini.
Langitpun ikut menagis karena melihatku menangis. Kenangan kenangan indahku
bersama Dimas kembali terngiang dipikiranku. Ada apa sih ini? Mengapa jadi
begini?
“Kamu tuh cewek bodoh yg pernah kujumpai. Kenapa coba hujan
hujanan gitu. Bentar lagi Direktur Utama membtuhkan bantuan asisten”Ucap
seseorang yg mengagetkanku, dan ia pun membukakan payung untukku. Aku tahu
siapa dia, pastinya Dimas lah. Siapalagi coba kalau bukan dia. Aku tersenyum
bahgia padanya. Kutatapnya lekat lekat. Dan iapun tersenyum padaku. Dulu, waktu
masa SMA, ia adalah orang paling salting saat kutatapnya, tapi sekarang ia
sudah gak salting lagi. Ia sudah dewasa. Aku tersenyum saat mengingat
ekpresinya dulu saat salah tingkah dulu. Hahaha... itu terjadi 7 tahun yg lalu.
Gak nyangka aja bahwa selama itukah hatiku masih bersuara sama hanya untuk kamu
Dimas.
Akupun segera
mengeringkan badanku agar gak masuk angin. Sekarang bukan saatnya untuk terlalu
dramatis soal cinta. Aku harus konsen dengan kerjaan baruku ini sebagai asisten
Direktur Utama Dimas, hahaha. Semua pekerjaan pun telah usai, kakiku ingin
melangkah menaikki senuah taksi yang telah aku pesan tadi. Tapi Dimas tiba tiba
Dimas menghadangku
“Clara... aku mau ngomong 4 mata sama kamu”Ucapnya
“Ngomong apa? Pake 4 mata 4 mata an segala”Sahutku. Aku
kembali teringat saat kami masih SMA dulu ia pernah mengucapkan kata yg sama
dengan ini.
“Please ya ra...... 4 mata” Ucapnya
“Mau ngajakin main lagi seperti SMA dulu?” Tanyaku dengan
diiringi gelegar tawa diantara kita. Dan akupun segera memasuki taksi, karena
sopir taksinya udah nungguin lama banget
@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
“Sekarang akumau cerita semuanya padamu ra... sekarang
adalah waktu yg tepat buat kita. Kita udah sama sama gede kan?” Ucap Dimas
kepadaku. Dia menatapku lekat lekat sambil tersenyum. Aku masih terdiam,
sumpah, aku bahgia banget saat ini, semua keraguanku yg sempat muncul pun tiba
tiba sirna sudah. Aku percaya sepenuhnya kepada Dimas
“Kamu tetap seperti Clara yg kukenal 7 tahun yg lalu ya. Kamu tetap terlihat manis
meski sekarang udah jadi tante tante. Hanya saja sekarang lebih pendiam,
padahal dulu reseknya minta ampun kan?” Celotehnya yang mengundang tawa
diantara kita. Yaaa, aku kembali teringat dengan kenangan indah saat kita SMA.
Aku dulu yg dikenal cewek usil bin jahil ini suka banget ngerjain temen temen
aku. Termasuk juga Dimas. Aku suka ngerjain dia saat ia makan, abis sih ia
natap aku makan terus. Suka nyela omongannya, suka ngejek dia, suka natap dia,
karena aku tau kalo dia itu salting saat ku tatap, suka ngomel ngomel gak jelas
padanya. Temen temen kami suka ngatain kita berdua tuh pasangan. Wahhh, temen
temen aku ya emang gitu. Sampek sampek ada yg bilang gini “Entar kalo aku
hajatan, pokoknya kamu harus datang sama Dimas”. Hahaha, konyol banget kenngan
masa lalu. Sebenernya waktu SMA dulu, banyak peluang untuk aku dan Dimas
jadian, tapi itu mungkin belum waktu yg tepat buat kami J
“Ah, meski aku dulu resek, tapi kamu kan suka :P” Sahutku
“Ya itulah pertanyaanku sampai saat ini, kenapa aku suka
sama kamu sejak dulu”Ucapnya
“karena aku istimewa kan?”Tanyaku menggodanya
“Iya, sejak awal, kula mpun ceblok tresno marang sampean”
Ucapnya menggunakan logat jawa, yang membuatku tertawa
“Injih, kula ugo”Jawabku, dan tawa kami semakinmenggelegar
“Ra.... kamu pasti udah tau kenapa waktu SMA dulu aku gak
nyatain cintaku ke kamu, padahal kita kan saling suka. Dan padahal waktu dulu
aku pernah ngajak kamu bicara 4 mata, tapi aku dulu Cuma candain kamu” Ucapnya
sambil tertawa saat mengingat masa lalu
“Aku tau kok, karna kamu masih belum bisa cari uang sendiri
kan. Dan waktu bicara 4 mata dulu, kamu malah gunain bahasa isyarat yg gaje
tuh”Sahutku
“Iya, jujur aja sih, dulu tuh aku mau nyatain, tapi aku
takut kamu tolak, aku malu, aku masih belum berani ra... Dan aku masih belum
bisa cari uang sendiri.... hahaha”Jelasnya kepadaku seperti menahan rasa malu,
dan kamipun kembali tertawa bersama
“aku juga tau itu kok, aku ngerti kalo kamu sbenernya mau
nembak aku, tapi kamu gak berani. Secara, kamu belumpernah nembak cewek kan?
Hahaha. Oh ya, selama ini kamu udah pernah jadian?”Tanyaku padanya
“Ah... kamu ini, aku masih belum pernah. Dari dulu aku udah
berkomitmen sama kamu”Jawabnya dengan tersenyum
“Terus.... kenapa kamu tiba tiba ngilang gitu aja?”Tanyaku,
yaaa pertanyaan ini yang ingin sekali kutanyakan
“Sebenernya sih aku mau kasih kamu kejutan, kalo aku
sekarang udah bisa cari uang sendiri, dan aku udah berani ngakuin perasaanku,
jujur ya, aku tuh juga datang saat kita janjian di Taman Kota. Aku datangnya
telat waktu itu, soalnya ada meeting dadakan yg gk bisa ku tunda. Pokoknya aku
melihat kamu berduaan sama cowok. Waktu itu aku cemburu banget. Hilang semua
harapan harapan yg kutata bersamamu. Makanya setelah itu aku gak da kabar sama
sekali.Aku takut mengganggu hubunganmu dengan cowok itu. Oh ya, siapa sih cowok
itu?” Jelasnya kepadaku. Tuh kan bener, Dimas emang gak pernah ngingkarin
janjinya dan inilah alasannya mengapa hatiku tetap percaya kepadanya.
“Oh... itu Reza namanya. Kami pernah ngejalanin hubungan
selama 5 bulan, itu karena aku kasian sama dia yg terlalu sayng banget sama
aku.Tapi aku gk bisa nglanjutin hubungan kami, karena sepenuhnya hatiku tetap
untukmu” Jawabku padanya, yaaa emang begitulah kenyataannya
“Padahal ia kelihatannya sayang banget sama kamu loh”Ucapnya
kepadaku
“Gak selamnya sesuatu yg terlihat baik, dan pasti untuk kita
memiliki kenyataan yg baik juga, walau ia ada di depanku, tapi hatiku tak ada
untuknya mau gimana lagi? Hatiku udah sama kamu Dimas..”Jelasku kepadanya,
tersiat senyum manis di pipinya
“Ternyata kamu setia banget sama aku”Ucapnya
“Ya jelas aku setia, aku kan emang sungguh sama kamu.
Emangnya kamu yg ngingkarin janji kamu sendiri. Katanya setia jadi payungku
disaat hujan. Buktinya, ojek payunglah yg setia”Celotehku kepadanya. Pertanyaan
demoku ini yg selalau ingin kulontarkan dari dulu. Kenapa setiap ada hujan ia
tak pernah hadir di hidupku, hanya ojek payung lah yang selalu datang kepadaku
“Maaf yg untuk masalah ini, aku emang gk bisa nepatin
sepenuhnya. Jujur aja aku selalu mengikutimu, karna aku ingin melihat kondisi
kamu. 5 bulan an yg lalu, saat aku melihatmu di cafe bersama cowok itu, ingin
sekali aku memberikan payungku untukmu. Tapi lagi lagi aku takut ganggu
hubungan kalian. Makanya aku Cuma nyuruh ojek payung itu”Jelasnya, kutatap
matanya mengisyaratkan bahwa ia sangat sangat menyesal dan terlihat ia malu
karna tak menepati janjinya. Dimas.... aku tau kamu, gak usah menyesal seperti
ini.
“Oh... jadi itu kamu yg nyuruh. Makasih ya, udah berusaha
jadi bulan yg selalu di samping bumi setiap hari,bulan yg tak pernah berpaling
dari bumi dan bulan yang bersinar meski ia tak mampu menghasilkan sinarnya
sendiri” Ucapku padanya. Rasanya.... Lega...banget. Sekali lagi makasih Tuhan..
Engkau memanglah selalu menentukan waktu yg tepat untuk kami
“Karna itu harapan kamu, jadi aku berusaha untuk
mewujukannya” Ucapnya sambil tersenyum
“I have died every day... waiting for you... darling, don’t
be afraid... i have loved you for a thousand years...i’ll love you for a
thousand more...”Tiba tiba saja aku menyanyikan lagu yg berjudul A Thousand
Year itu. Yaaa, emang itulah keluhan hatiku saat ini
“And all along i believed... I would find you... Time has
brought... Your heart to me... i have loved you for a thousand years... i’ll
love you for a thousand more...”Dimas pun ikut meneruskan lagu itu. Dan kamipun
tertawa bersama.
Sejak saat itulah aku percaya bahwa bulan memang lah selalu
di samping bumi. Hanya saja kadang ia terlihat kadang ia tak terlihat.
Percyalah bahwa sesuatu yang belum pasti itu akan menjadi pasti selama hatimu
juga mempercayainya. Dan janganlah mudah percaya pada sesuatu yang pasti akan
menjadi pasti juga, bisa saja hal yg pasti itu menjadi tidak pasti. Hanya
karena hati kita tak dapat percayainya. Pokonya, yg paling penting adalah
masalah hati, Bagaimana suara hatimuu berbunyi? Ikutilah suara hatimu. Dan juga
jangan bosan untuk menunggu ya. Menunggu kan menyenangkan, bisa menambah
pengalaman juga. Iya kan?? Jika itu memanglah takdir, pasti akan datang kok
sesuatu yg kamu tunggu itu. Hanya saja menunggu waktu yg tepat saja sehingga
terkadang terasa agak lama ;)
Karya : NILAM ADE PANGESTU
Siswi Kelas XI TKJ 3 (SMKN 1 DOKO)